Tengah malam. Terbangun oleh suara gema di kamar saya, saya bertemu dengan sepasang “kaki” yang menakutkan. Sejak itu, seolah-olah hanya ingin membuat kehadirannya diketahui, ia tetap berada di kamarku tanpa membiarkan dirinya terlihat. Dengan cara yang sama ia menyebarkan jaringnya yang melingkari, sedikit demi sedikit ia merambah hidupku sampai akhirnya muncul di depanku. Bentuk sebenarnya adalah “monster tanpa nama” yang sangat indah. Perlawanan putus asa sia-sia ketika monster itu menjatuhkan tangannya ke arahku. Saya tidak bisa melarikan diri atau melawan. Menyembunyikannya dari kekasih dan teman-temanku yang skeptis, dengan demikian membuka tirai bagi kehidupan aneh kami bersama. Dengan tenang, perasaan yang saya miliki sebagai manusia sedang sekarat ketika kehidupan normal saya terus runtuh. Saat saya tahu apa yang menunggu saya, saya dihadapkan dengan keputusan penting. Pada saat yang sama monster itu pertama kali muncul di hadapanku, publik diganggu oleh serangkaian pembunuhan aneh. Saat itulah saya mulai bertanya-tanya apakah mereka dan teman sekamar saya yang cantik namun menakutkan terhubung.

Seorang gadis sekolah cacat melarikan diri dari rumah sakit jiwa untuk memburu mantan teman sekolahnya yang dengan kejam mengerjai dan menggertaknya. (Sumber: MU)